Menurut kodratnya
manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat. Dalam hubungannya
dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan
manusia lainnya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada
diri manusia mempunyai dorongan dan kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang
lain, sehingga manusia tidak bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di
tengah-tengah manusia. Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin
bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan
tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi
yang dia miliki.
Kecenderungan manusia untuk hidup berkelompok
sebenarnya bukanlah sekedar suatu naluri atau keperluan yang diwariskan secara
biologis semata-mata. Akan tetapi dalam kenyataannya manusia berkumpul sampai
batas-batas tertentu juga menunjukkan adanya suatu ikatan sosial tertentu.
Mereka berkumpul dan saling berinteraksi satu sama lain. Interaksi antar
manusia merupakan suatu kebutuhan dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Individu yang satu pasti akan membutuhkan individu yang lain, karena
seorang individu tidak akan bisa hidup sendiri tanpa bantuan individu lain.
Jadi kehidupan berkelompok merupakan kebutuhan mutlak. Maka timbullah
kelompok-kelompok sosial (social group) di dalam kehidupan manusia.
Manusia dikatakan sebagai makhluk
sosial, karrena beberapa alasan, yaitu:
·
Manusia tunduk pada aturan atau
norma sosial
·
Perilaku manusia mengaharapkan
suatu penilain dari orang lain
·
Manusia memiliki kebutuhan untuk
berinteraksi dengan orang lain
·
Potensi manusia akan berkembang
bila ia hidup di tengah-tengah manusia
Manusia selalu
hidup sebagai warga suatu kesatuan hidup, warga negara masyarakat, dan warga
yang mengandung konsekuensi-konsekuensi sosial baik dalam arti positif maupun
negatif. Keadaan positif dan negatif ini merupakan perwujudan dari nilai-nilai
sekaligus watak manusia. Setiap pribadi harus rela mengorbankan hak-hak pribadinya
demi kepentingan bersama dalam rangka mengembangkan perbuatan luhur yang
mencerminkan sikap kekeluargaan dan kegotongroyongan. Manusia dan masyarakatnya bukanlah
dua realitas yang asing satu sama lain, melainkan lapangan kerjasama yang
saling memajukan dan memperkembangkan. Potensi manusia akan berkembang bila ia
hidup di tengah-tengah masyarakat.