MAKALAH SEJARAH KOREA
MAKALAH
SEJARAH
KOREA
Disusun
Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Negara Dan Bangsa
![]() |
Korea |
Disusun
Oleh:
Aprinita Ayu Puspita
Devi 09416241007
Kiki Sulistiyani 09416241007
Valentine Ika P 09416241048
Wasis Suprapto 094162410
Fibriyani Setyaningrum 09416241049
PENDIDIKAN
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS
ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS
NEGERI YOGYAKARTA
2011
KATA
PENGANTAR
Assalamu
‘alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan
saat semua terasa sulit dan tidak mungkin terjadi, serta mengirimkan
orang-orang sebagai tanda kasih dan sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas makalah dengan judul “Sejarah Korea ” untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Negara dan Bangsa. Semoga segala masalah dan kendala dalam mengerjakan makalah
ini menjadi pengalaman yang berharga bagi penulis dalam menempuh pendidikan
dimasa sekarang maupun dimasa yang akan datang.
Tak
ada gading yang tak retak. Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, untuk itu kritik dan saran dari berbagai pihak sangat
penulis harapkan demi penyempurnaan dimasa datang. Akhirnya tim penulis
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Wassalamu
‘alaikum Wr. Wb.
Yogyakarta,
4 November 2011
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Munculnya bangsa korea dapat dijelaskan berdasarkan
asal usul kebudayaan, klasifikasi menurut waktu, maupun kelompok masyarakat
yang bermukim di wilayah Korea. Katagori lain adalah dari system ekonomi dan
politik yang terjadi di Negara Korea. Dengan sudut pandang pendekatan sejarah,maka
awal mula terjadinya peristiwa sejarah dapat diamati sebagai keadaan historis
yang terjadi melalui proses dinamika sejarah yang memerlukan waktu yang lama.
Dalam hubungannya dengan asal usul adanya bangsa
Korea yang dipengaruhi oleh situasi alamiah dan berlanjut pada situasi
kerajaan, tahap-tahap perkembangannya dapat dilihat sebagai berikut. Suku
bangsa Korea berasal dari suku bangsa Nomad yang bermigrasi di barat laut
daratan Cina menuju ke Semenanjung Korea. Kedatangan mereka bertujuan untuk mengubah
kehidupannya dari kehidupan yang nomaden menjadi kehidupan yang menetap.
Selanjutnya mereka mengembangkan kehidupan pertanian. Disamping itu, mereka
juga mengembangkan kebudayaan.
Nenek moyang bangsa Korea mempunyai kebudayaan yang
mempunyai banyak pengaruh dari kebudayaan Cina, meskipun kebudayaan India dan
agama Hindu juga disebarluaskan di Korea. Akan tetapi, karena letak Korea yang
lebih dekat dengan daratan Cina, maka kerajaan-kerajaan Kuno di Semenanjung
Korea lebih dipengaruhi oleh kebudayaan Cina.
Ketika pemerintahan Jepang berkuasa di Korea,
kekejaman kaum Imperialis Jepang menimbulkan Bangsa Korea baik yang ada di
dalam maupun yang ada di luar negeri
melancarkan serangannya terhadap Jepang. Pada saat Perang Dunia I berakhir
tahun 1918, di Hawai AS, Partai Pemuda Korea
( Sinhan Chongyyondang) mengutus Rhee Syngman ke Konferensi Damai
Versailles di Prancis untuk berbicara mengenai Kemerdekaan Korea di hadapan
Masyarakat Internasional. Demikian pula, di dalam negeri aliran Donghak Modern (Chondogyo) juga melancarkan gerakan
kemerdekaan. Gerakan kemerdekaan bangsa Korea mencapai puncaknya pada pemakaman
Raja Gojong yang terkenal dengan gerakan 1 Maret. Dan pada akhirnya gerakan itu
berhasil memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 15 Agustus 1945.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana masa Pra Sejarah bangsa Korea
?
2.
Bagaimana keadaan Korea pada masa
Kerajaan?
3.
Bagaimana keadaan Korea pada masa
pendudukan Jepang?
4.
Bagaimana pemisahan semenanjung Korea
dan pembentukan republik?
5.
Bagaimana pertumbuhan ekonomi dan
kebudayaan Korea?
C.
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui keadaan Korea pada masa Pra Sejarah
2.
Untuk
mengetahui keadaan Korea pada masa Kerajaan
3.
Untuk
mengetahui keadaan Korea pada masa pendudukan Jepang
4.
Untuk mengetahui pemisahan semenanjung
Korea dan pembentukan republic
5.
Untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dan
kebudayaan Korea
BAB II
PEMBAHASAN
AWAL PERKEMBANGAN NEGARA DAN BANGSA
KOREA
I.
Masa
Prasejarah
Kitab
kerajaan Wei Shu menjelaskan bahwa suku
bangsa Korea berasal dan berkembang dari salah satu suku bangsa nomaden yang
berimigrasi dari sekitar bawah laut daratan Cina menuju ke Semenanjung Korea
dan kemudian bermukim disana. Kepindahan mereka ke Semenanjung Korea itu bertujuan
untuk mencari tanah yang lebih subur dengan suhu udara yang lebih baik agar
mereka dapat mengembangkan sistem pertanian yang lebih mereka sukai
dibandingkan hidup secara nomaden.
Sejak
saat itu mereka terus mengambangkan kehidupannya di wilayah semenanjung Korea
dan memelihara sistem kehidupannya sendiri sehingga lama kelamaan mereka
menganggap diri mereka sebagai satu suku bangsa tersendiri, terpisah dari suku
bangsa Cina.
II.
Korea
Pada Masa Kerajaan
A. Perkembangan
3 Kerajaan dan Penyatuan Bangsa Korea
Pada
sekitar abad pertama Masehi, muncul 3
kerajaan di sekitar Semenanjung Korea,
yaitu Kerajaan Kokuryo, Baekje dan Silla. Kerajaan Kokuryo aktif mengembangkan
diri agar dapat menjadi sebuah benteng yang dapat mempertahankan diri dari
agresi yang dilakukan oleh suku-suku dibagian utara dan benua Cina. Sementara
itu, kerajaan Baekje dan Silla juga terus menerus mengembangkan kekutan yang
dimilikinya, sehingga dengan adanya usaha-usaha tersebut konfrontasi antara 3
kerajaan tersebut mulai muncul.
Dalam
perkembangannya, Kerajaan Silla muncul sebagai pemenang konfrontasi itu dan
berhasil mempersatukan ketiga kerajaan di wilayah Semenanjung Korea.
Keberhasilan Kerajaan Silla ini merupakan langkah unifikasi bangsa Korea untuk
pertama kalinya. Sementara itu, di wilayah bekas Kerajaan Kokuryo di Manchuria
muncul kerajaan Balhae yang memiliki keistimewaannya tersendiri.
Di
sisi lain, kehidupan social ketiga kerajaan tersebut dikembangkan dengan
berlandaskan pada kebudayaan yang dimiliki oleh kaum bangsawan. Di samping itu,
ketiga kerajaan itu juga menerima masuknya agama Budha, masyarakat Kerajaan
Kokuryo, Baekje dan Silla berhasil menciptakan kebudayaan yang unggul, bahkan
dapat , memeperkenalkan kebudayaan tingkat tinggi kepada Bangsa Jepang.
B. Kerajaan
Silla Baru dan Balhae
Melalui
penyatuan Kerajaan Koguryo, Paekche dan Silla oleh Kerajaan Silla, Bangsa Korea
mulai membentuk kebudayaan Nasional dibawah satu pemerintahan dan satu
undang-undang Kerajaan Silla Baru. Sebagian masyarakat kerajaan Koguryo yang
tidak mau bergabung kedalam kerajaan Silla Baru itu mengungsi ke wilayah
Manchuria dan mendirikan kerjaan Balhae. Akan tetapi, setelah runtuhnya
Kerajaan Balhae yang sempat berkuasa selama 220 tahun, daerah Manchuria semakin
tidak diperhatikan oleh bangsa Korea.
Kerajaan
Silla baru berhasil menggabungkan kebudayaan 3 kerajaan sambil terus menerapkan
kebudayaan Kerajaan Tang, Cina yang lebih unggul dibandingkan kebudayaan Korea.
Agama dan kebudayaan Budha terus dikembangkan dan disebarluaskan ke seluruh
lapisan masyarakat, diantaranya adalah pembangunan candi, pembuatan patung
Budha, pagoda dan lonceng. Selain itu, kaum wiharawan dan Hwarang1
menciptakanbanyak hyangga dan kaum bangsawan mengembangkan kesusastraan Cina.
C. Masa
Kerajaan Koryo
Setelah
terwujudnya reunifikasi Bangsa Korea, Kerajaan Koryo memperbaiki dan
memperbaharui serangkaian peraturan, baik di bidang politik maupun social
dengan didasarkan pada ajaran Konghuchu dan kebudayaan kaum bangsawan. Akan
tetapi, pemberontakan yang dilakukan oleh kelompok militer sebagai aksi protes
terhadap struktur kekuasaan pemerintah pada akhir abad ke-12 telah menggoncang
sistem kehidupan masyarakat Koryo. Bersamaan dengan peristiwa itu, adanya
intervensi yang dilakukan oleh Kerajaan Yuan, Cina, wibawa yang dimiliki oleh
Kerajaan Koryo semakin merosot dan jatuh. Meskipun demikian, Kerajaan Koryo
tetap dapat memepertahankan kemerdekaannya.
Pada
masa kerajaan Koryo, kebudayaan bangsa Korea berkembang pesat berdasarkan
ajaran Konghuchu dan agama Budha serta aktifnya pertukaran hubungan kebudayaan
dengan negara-negara lain. Selain itu, Kerajaan Koryo berhasil mengembangkan
balok huruf cetak logam dan keramik berwarna biru yang memperlihatkan kemampuan
kreatifitas seni budaya bangsa Korea.
D. Masa
Kerajaan Choson I
Ditengah
kekacauan dan krisis yang terjadi pada akhir abad ke-14, para sarjana baru dan
kaum ksatria berhasil mendirikan
kerajaan Choson. Para pemimpin kerajaan baru tersebut melakukan berbagai macam
usaha untuk menstabilkan kehidupan masyarakat dan meningkatkan kekuasaan negara
dengan berdasarkan pada ideologi dan politik Konghuchu.
Pada
masa awal kerajaan Choson (sekitar abad ke-15), terbentuknya sitem sosial yang
berdasarkan pada ilmu Konghuchu dan peran Yangban
(kaum bangsawan). Kebijakan-kebijakan yang lebih mengutamakan bidang pertanian
dan pengembangan industri, baik di bidang sosial maupun bidang ekonomi banyak ditetapkan.
Dengan ditunjang oleh kebangkitan kesadaran bangsa, kestabilan sosial politik
dan peningkatan kekuatan nasional, Kerajaan Choson berhasil mengembangkan
kebudayaan bangsa.
Pada
abad ke-16, ilmu metafisika berkembang pesat di Kerajaan Choson. Namun,
perpecahan yang melanda kaum pemimpin bangsa dan melemahkan kekuatan pertahanan
kerajaan telah mengundang invansi dari pihak Jepang dan suku Nuzhen. Melalui
invansi inilah, kebudayaan Kerajaan Choson mulai dikenal oleh masyarakat
Jepang.
E. Masa
Kerajaan Choson II
Setelah 2 kali
menghadapi serbuan pihak asing, yaitu dalam perang Wearan dan Horan, Kerajaan
Choson mulai melaksanakan berbagai kebijakan reformasi, khususnya reformasi
bidang politik, ekonomi dan militer. Tujuan utama kebijakan reformasi itu
adalah untuk menstabilkan kehidupan masyarakat.
Pada abad ke-18,
2 orang raja, Yongjo dan Jongjo berhasil menstabilkan kehidupan politik dan
sosial kerajaan, mengembangkan kebudayaan masyarakat. Akan tetapi, memasuki
abad ke-19, kehidupan sosial kerajaan Choson kembali menghadapi kekacauan
akibat pemusatan kekuasaan politik oleh anggota keluarga permaisuri. Kekacauan
itu mendorong ketidakstabilan kehidupan rakyat yang semakin menambah tingkat
kemiskinan dan memicu terjadinya kerusuhan masyarakat serta pemberontakan
masyarakat di berbagai daerah.
Sementara itu,
meskipun mendapat tekanan, agama Katolik terus berkembang dan berhasil
disebarluaskan di seluruh kalanagn masyarakat. Donghak juga mulai berkembang
sebagai agama yang dianut oleh sebagain besar kaum petani. Peradaban Barat
mulai diperkenalkan kepada masyarakat Choson melalaui Cina pada masa akhir
Kerajaan Choson, dan sebaliknya, peradaban Choson justru diserap dan digunakan
masyarakat Jepang untuk lebih mengembangkan kebudayaan mereka.
III.
Korea
pada masa Pendudukan Jepang
Masa
Pendudukan Jepang di Korea dimulai secara resmi pada tanggal 22 Agustus 1910
saat perdana menteri Yi Wan- Yong menandatangani perjanjian Pendudukan dengan
Jepang. Perjanjian tersebut kemudian diumumkan oleh Raja Sunjong ke seluruh
rakyat Korea pada tanggal 22 Agustus 1910. Penandatanganan perjanijian
Pendudukan sekaligus mengakhiri 518 tahuun masa pemerintahan kerajaan Choson
Setelah
berhasil merampas Kedaulatan nasional kerajaan Choson, kaum Imperialis Jepang
melakukan penjajahan yang biadab terhadapa Bangsa Korea dengan menggunakan
kekuatan militer dan polisi yang dimilikinya. Mereka merampas tanah, bahan
pangan maupun sumber-sumber alam dan tenaga kerja dari Choson
Menghadapi
kondisi yang demikian Bangsa Korea tak henti-hentinya berujuang melawan
penjajahan Jepang, terutama Gerakan Kemerdekaan 1 Maret. Gerakan tersebut
berhasil mewariskan semangat kepada sejumlah besar pahlawan Korea, baik dalam
maupun luar negeri terhadap Imperialism Jepang, bahkan mendorong lahirnya
pemerintah sementara Republik Korea
Kebijakan
yang dijalankan oleh Jepang untuk menghapus dan menghancurkan karya seni budaya
Bangsa Korea mendorong Bangsa Korea untuk berusaha melestarikan kebudayaan yang
dimilkinya degan berbagai cara. Gerakan untuk melindungi dan melestarikan karya
seni Bangsa tersebut menjadai landasan yang paling dasar untuk meningkatkan
kemampuan dan keunggulan kebudayaan Bangsa Korea di dunia Internasional
Penjajahan Imperialism
Jepang dan Kesengsaraan Bangsa Korea
1. Perampasan
hak nasional oleh Bangsa Jepang
Pada
tahun1904,kaum Imperialis Jepang yang telah berhasil menduduki semenanjung
Korea mengumumkan perang melawan Korea untuk memperoleh hak untuk menjajah
Korea. Perang anara kedua Negara besar itu menyebabkan semenanjung Korea
berubah menjadai medan perang.
Setelah itu,
pemerintahan Jepang mendesak agar Korea besedia menyepapakati memorandum
protocol denagn Jepang agar Jepang dapat memobilisasi tenaga kerja dari Korea.
Dengan dalih untuk menunjang kekuatan perangnya, Imperialis Jepang segera
membanganu rel kerta api antara kota Seoul denagn Busan dan Sinjau. Jepang juga
merampas banyak tanah yang dimiliki oleh masyarakat Korea bagi kepentingan
militer mereka.
2. Struktur
pemerintahan Negara Kolonial
Selama masa
kependudakannya Jepang menguasai keghidupan ekonomi, politik, dan militer
Bangsa Korea. Kebijakan Jepang dalam bidang kebudayaan dan kependidikan telah
menghambat perkembangan kebudayaan Bangsa dan menimbulkan perbedaan idiologi
diantara kaum elit Korea. Program ekonomi dan pembangunan yang dijalankan
Jepang justru semakin mempertajam perbadaan antar kelas dan sangat mempengaruhi
masyarakat Korea. Kebijakan Jepang untuk mengontrol bidang politik telah memacu
semakin maraknya perpecahan internal di kalangan pejuang Kemerdekaan Korea
Untuk menjalankan penjajahannya terhadap
Korea, Jepang memilih untuk menjalankan pemerintahan Korea secara langsung.
Pilihan kebijakan tersebut karena Jepang tidak memiliki banyak akses untuk
menguasai elit politik modern Korea yang dapat dipercaya untuk menjalankan
pemerintahan kolonial Jepang.
3. Perampsan
tanah dan bahan pangan
Setelah berhasil
merampas hak Kedaulatan Bangsa Korea, kaum Imperialis Jepang segera
melaksanakan kebijakan perampasan tanah Bangsa Korea. Meskipun mereka telah
lama memulai merampas tanah Korea sebelum menjajah Korea.
Semakin
meningkatnya tindakan Imperialis Jepang dalam merampas tanah Bangsa Korea
menyebabkan sejumlah petani Korea yang telah dirampas tanahnya terpaksa menjadi
buruh, kuli, atau bahkan menjadi pengembara sampai ke mancuria atau Jepang.
Peningktan jumlah beras yang dirampas oleh Jepang juga semakin memperburuk
kondisi masyarakat Korea. Mereka menderita kelaparan yang luar biasa dan
terpaksa mencari makanan dari akar atau kulit pepohonan untuk dapat terus
bertahan hidup.
Bagi pemerintah
kolonial Jepang, kebijakan tanah itu berhasil menciptakan nilai pajak yang
stabil setelah tahun 1918 sehingga dapat meningkatkan penerimaan pajak yang ada
pada tahun 1930 mencapai angka sebesar 45 % dari total penerimaan pajak.
Keberhasilan kebijakan bidang pertanahan ini membuat pemerintah Jepang
mengalihkan perhatiannya ke aspek lain.
4. Penyiksaan
terhadap industri nasional dan pemerasan tenaga kerja
Secara umum,
masyarakat Korea dipaksa untuk menjadi buruh perusahaan Jepang sekaligus
menjadi konsumen barang yang diproduksi oleh perusahaan Jepang tersebut. Dengan
cara seperti itulah Jepang berhasil memajukan perindustriannya dengan cepat.
5. Emigrasi
Bangsa keluar negeri
Ada beberapa
alasan yang mendasari arus pengungsian tersebut. Diantaranya adalah usaha untuk
lari dan melepaskan diri dari penderitaan dan kemiskinan, harapan untuk dapat
menjalin hubungan dagang dengan dunia luar, ataupun tekad untuk membangun
kampung masyarakat Korea di luar negeri yang akan dapat digunakan sebagai
tempat menyusun kekuatan pasukan Kemerdekaan dan mempersiapkan Kemerdekaan
Bangsa Korea.
Gerakan
Merebut Hak Nasional dan Perjuangan Kemerdekaan
1. Perjuangan
Kemerdekaan anggota militer sukarelawan
Perjuangan
anggota militer sukarelawan Korea melawan invasi Imperialis Jepang dimulai
ketika Jepang membunuh permaisuri Myongsong dan mengumumkan perintah memotong
rambut pria. Pada bulan November 189, kerajaan choson memerintahkan pemotongan
Sangtu ( jambul pria ) yang merupakan symbol kedewasaan tradisional Bangsa
Korea
Perintah itu
menimbulkan reaksi keras dari segala lapisan masyarakat Korea karena tubuh
temasuk rambut pria dianggap sebagai karunia dari orangtua. Oleh sebab itu, sejumlah
besar sarjana ilmu konghucu dibawah kepemimipinan Yu In-Sok membentuk anggota
militer sukarelawan yang bertujuan untuk
melindungi Bangsa dan Negara. Mereka melancarkan aksi keras menentang birokrat
pro-Jepang atau orang Jepang.
2. Gerakan
pencerahan oleh organisasi patriotic
Gerakan
pencerahan dilakukan dengan dua cara. Cara pertama adalah gerakan perekonomian
untuk meningkatkan taraf hidup perekonomian nasional yang didasarkan pada modal
yang dimiliki oleh Bangsa Korea sendiri ,dan cara kedua adalah dengan
melancarakan gerakan pendidikan untuk membangkitkan rasa cinta tanah air
3. Pembangunan
pangkalan Gerakan Kemerdekaan di luar negeri
Perampasan hak
Kedaulatan dan pengontrolan anggota polisi militer Korea oleh pasukan
Imperialis Jepang tidak memberikan kesempatan bagi Bangsa Korea untuk
melanjutkan Perjuangannya dari dalam negeri. Banyak tokoh yang masih berada di
dalam negeri hanya melakukan kegiatannya secara rahasia melalui
organisasi-organisasi pendidikan dan keagamaan di bawah tanah.
Sementara itu,
pada waktu yang bersamaan masyarakat Korea yang berada di daerah mancuria dan
provinsi maritime yang menjelang tahun 1910 berjumlah sekitar ratusan ribu
orang, giat membangun pangkalan bagi Gerakan Kemerdekaan. Bekas anggota
sukarelawan dan para tokoh Bangsa Korea yang memimpin gerakan pencerahan segera
bergabung satu sama lain dan membangun pangkalan Gerakan Kemerdekaan untuk
mempersiapkan rencana serangan terhadap Imperialisme Jepang.
Gerakan
Kemerdekaan terus ditingkatkan , baik dalam maupun luar negeri, hal tersebut
mencapai puncaknya pada gerakan demonsrtasi yang dilakukan oleh masyarakat
Korea serempak pada hari pemakaman Raja Kojong yang terkenal dengan nama
Gerakan 1 Maret
Gerakan
demontrsi ditetapkan untuk melaksanakan pada tanggal 1 Maret untuk menghindari
kecurigaan polisi Jepang. Pelajar kelas menengah ditugaskan untuk mengorganisir
demontrasi di daerah-daerah provinsi. Ketelitian dan kewaspadaan mereka dalam
menjalankan gerakan berhasil menembus jaringan intelejen Jepang sehinggga pihak
imperialis Jepang tidak menduga dan memperkirakan sama sekali gerakan
besar-besaran ini.
Pada tanggal 1
Maret 1910, setelah sesaat dibacakan proklamasi Kemerdekaan bangsa Korea di
Taman Pagoda, sejumlah besar masyarakat Korea baik para pelajar maupun
masyarakat Korea saling bergandengan
tangan, mengibarkan dan melambai-lambaikan bendera nasional Taeguk
sambil meneriakan Kemerdekaan bangsa Korea
Sejak
keberhasilan pelaksanaan Gerakan Kemerdekaan 1 Maret selama kurang lebih satu
bulan kemudian sekitar 2 juta orang masyarakat Korea melakukan demonstrasi
menentang imperialis Jepang sebanyak lebih dari 1500 kali di sekitar 221
kabupaten di dalam negeri. Gerakan ini menunjukan kuatnya semangat dan tekad
bangsa Korea untuk memperolah Kemerdekaannya.
Meskipun bangsa
Korea semakin berani menjalankan gerakan. Gerakan Kemerdekaan 1 Maret, baik
yang dijalankan di dalam negeri maupuan di luar negeri gagal memperolah
keberhasilan akibat tekanan keras yang dilakukan oleg Jepang. Akan tetapi, gerakan
tersebut berhasil kepada masyarakat seluruh dunia Internasioal tekad kuat yang dimiliki oleh
bangsa Korea untyuk memperoleh Kemerdekaannya. Selain itu, melalui Gerakan
Kemerdekaan 1 Maret para pejuang dan pemimpin bangsa Korea berhasil menyatukan
Gerakan Kemerdekaan.
Pada saat perang
dunia I berakhir pada tahun 1918 tokoh nasionalis Korea yang berada diluar
negeri segera melakukan tindakan untuk mewujudkan Kemerdekaan bangsa (Asosiasi
Nasional Korea) memutuskan untuk mengutus Rhee Syangman ke konferensi Damai
Versailes untuk berbicara mengenai Kemerdekaan Korea di hadapan masyarakat
Internasional.
Kematian Raja
Kojong pada tanggal 22 Januari 1919 dan rencana pemakamannya pada tanggal 3
Maret menjadi waktu yang tepat bagi pelaksanaan demontrasi besar-besaran. Isu
mengenai keterlibatan dalam kematian Raja Kojong telah mengobarkan semangat
anti Jepang dikalangan masyarakat Korea. Isu tersebut menjadikan para perencana
demontarasi memutuskan untuk menggunakan pemakaman Raja Kojong untuk memperluas
partisipasi masyarakat.
Oleh karena itu,
Gerakan Kemerdekaan di Korea ini merupakan contoh bagi Gerakan Kemerdekaan
bangsa Korea selanjutnya. Gerakan Kemerdekaan itu juga telah membangkitkan
semangat bangsa lain untuk menjalankan Gerakan Kemerdekaan lainnya antara lain
gerakan 4 Mei di Cina dan gerakan nasionalisme di India dan negara-negara di
Asia Barat Daya. Selain gerakan 1 Maret masih ada beberapa perjuangan yang di
lakukan seperti adanya aktivitas pemerintah sementara Rebuplik Korea,
perjuangan anggota militer kenerdekaan, perjuangan anti Jepang di dalam negeri
setelah Gerakan Kemerdekaan 1 Maret
IV.
PEMISAHAN
SEMENANJUNG KOREA DAN KELAHIRAN REPUBLIK SERTA PERKEMBANGANNYA
Setelah memperoleh kemerdekaannya, tanah dan bangsa
Korea terbagi menjadi dua akibat pertentangan ideologi antara Amerika Serikat
dan Uni Soviet. Pembagian tanah dan perpecahan bangsa itu pernah memicu perang
saudara antar bangsa Korea. Meskipun demikian, Republik Korea yang menguasai
wilayah sebelah selatan Semenanjung Korea dapat mengembangkan dirinya sambil
berusaha untuk menyatukan tanah, Negara dan bangsa Korea.
Persiapan Kemerdekaan Korea
Pada bulan Agustus 1945, Jepang merasa bahwa Perang
Dunia II akan segera berakhir dengan kesalahannya. Saat itu, perhatian utama
pemerintah Jepang mempertahankan pemerintahannya di Korea dan melindungi warga
negarannya yang ada disana sampai salah satu pihak memenangkan Perang Dunia II.
Untuk itu Jepang merasa membutuhkan bantuan rakyat Korea.
Jepang mendekati Song Chin-U, seorang tokoh politik
moderat. Antara tanggal 9-13 Agustus 1945, pemerintah kolonial Jepang
memberikan kewenangan kepada Song untuk membentuk komite pemerintahan
administratif sementara untuk melindungi pelaksanaan hukum di Korea. Namun
tawaran itu ditolak oleh Song tanpa alasan yang jelas.
Jepang segera mencari alternatif lain. Pada tanggal
15 Agustus 1945, Jepang memberikan penawaran yang sama kepada Yo Un-Hyong dan
diterima dengan syarat Jepang segera membebaskan semua tahanan politik,
menjamin adanya pasokan makanan bagi rakyat Korea selama 3 bulan mendatang, dan
tidak ikut campur tangan dalam kegiatan kemerdekaan, mobilisasi dan
pemeliharaan perdamaian di Semenanjung Korea.
Jepang segera menyetujui syarat tersebut dan Yo
Un-Hyong segera membentuk Choson Kon-guk
Junbi Wiwonhoe atau Komite Persiapan Kemerdekaan Korea. Komite Persiapan
Kemerdekaan Korea segera berkembang yang tadinya hanya sebagai badan penjaga
perdamaian di pemerintahan kolonial Jepang menjadi pemerintahan nasional Korea
yang baru. Cabang dari komite ini, Inmin
Wiwonhoe (Komite Rakyat), terbesar diseluruh wilayah Semenanjung Korea dan
menjalankan pemerintahan selama beberapa hari setelah proklamasi kemerdekaan.
Dengan dukungan seluruh rakyat Korea di berbagai
daerah, Komite Persiapan Kemerdekaan Korea membentuk dewan perwakilan di Seoul
dan pada 6 September 1945 mengumumkan pembentukan Choson Inmin Konghwaguk (Republik Rakyat Korea) dan menjadwalkan
kegiatan pemilihan umum nasional dalam waktu dekat.
Banyak pihak yang meragukan legitimasi Republik
Rakyat Korea, khususnya warga Korea Selatan dan sarjana Amerika yang memandang
bahwa Republik Rakyat Korea lebih mendasarkan pemerintahannya pada pemikiran
komunis. Meskipun demikian pemerintahan Republik Rakyat Korea tetap menjalankan
kekuasaanya dan segera menyusun kabinetnya. Kabinet merangkul tokoh-tokoh sayap
kanan seperti Kim Song-Su untuk membuktikan bahwa pemerintahannya tidak hanya
beraliran kiri. Bahkan Rhee Syngman yang beraliran barat dipilih sebagai ketua
Republik Rakyat Korea.
Melalui platform sebanyak 37 pasal yang diumumkan
pada 14 September 1945, pemerintah Republik Rakyat Korea menetapkan bahwa
tanah-tanah yang dikuasai oleh Jepang selama masa penjajahannya akan
dikembalikan pada rakyat dan nasionalisasi hanya akan diterapkan pada industri-industri
utama seperti pertambangan, perusahaan berskala besar, jalur kereta api,
perikanan, fasilitas komunikasi, dan bank yang sebagian besar diantarannya
memang sudah berada di dalam penguasaan negara.
Usaha kecil dan menengah akan mendapat prioritas
utama untuk hidup dan berkembang, meskipun masih berada di bawah pengawasan
pemerintah. Lapangan bagi pekerja anak dan penetapan upah minimun menjadi janji
yang ditujukan untuk melindungi para buruh. Kebebasan berbicara, berserikat,
beragama, juga akan dijamin oleh pemerintah.
Kelahiran Republik Korea dan Perang
Korea
- Kelahiran
Republik Korea
Kegembiraan atas kemerdekaan bangsa Korea pada 15
Agustus 1945 tidak bertahan lama karena bangsa Korea harus menghadapi tragedi
pemisahan bangsa dan tanah air. Pemisahan itu terjadi setelah Amerika Serikat
dan Uni Soviet masuk Semenanjung Korea dan masing-masing menduduki wilayah
bagian selatan dan utara.
Sesuai dengan keputusan Konferensi 3 Menteri antara
AS, Inggris, dan US di Moscow, negara-negara Sekutu mencoba mendirikan
pemerintahan perwakilan, baik di Korea Utara maupun di Korea Selatan selama 5
tahun di bawah pengontrolan PBB. Untuk itu AS dan US berusaha membentuk komite
gabungan AS dan US di Seoul. Hal tersebut mendapat tentangan keras dari
masyarakat Korea.
Di belahan utara Semenanjung Korea, US memberikan
dukungan kepada Kim Il-Sung untuk menjalankan pemerintahannya atas Korea Utara
dengan didasarkan pada pemikiran komunis. Di belahan lain semenanjung Korea, AS
memilih Rhee Syngman sebagai pemimpin Korea Selatan. Pada bulan Februari 1946
saat Kim Il-Sung membentuk Komite Rakyat Sementara di Korea Utara, pada saat
yang bersamaan Rhee Syngman mempersiapkan pembentukan Dewan Perwakilan
Demokratis di Korea Selatan. Hal tersebut menyebabkan komite gabungan AS dan US
mengalami jalan buntu sehingga AS mengajukan masalah tersebut ke PBB. Dalam
sidang umum PBB, diputuskan bahwa kelahiran pemerintah Korea ditetapkan melalui
penyelenggaraan pemilihan umum yang diikuti oleh seluruh rakyat Korea.
Keputusan PBB tersebut segera ditindaklanjuti oleh AS
dengan membentuk Komisi Sementara PBB untuk Korea (UNTCOK) sebagai pengawas
pemilu. Namun Korea Utara menolak keputusan PBB tersebut dengan tidak memberi
ijin kepada seluruh kegiatan delegasi PBB di wilayah Korea Utara sehingga
pemilu hanya dapat berlangsung di Korea Selatan pada Mei 1948. Dari pemilu
itulah lahirlah pemerintahan baru Republik Korea yang berlandaskan sistem
demokrasi dan kapitalisme pada 15 Agustus 1948 dengan Rhee Syngman persiden
pertamanya. Kemudian Korea Utara membalas dengan mengadakan pemilihan umum pada
25 Agustus 1948 yang hasilnya membentuk Republik Demokrasi Korea dengan Kim
Il-Sung sebagai perdana menteri. Kedua pemerintahan tersebut mengklaim bahwa
mereka adalah satu-satunya pemerintahan yang sah di Semenanjung Korea.
Pada akhir tahun 1948 US mengundurkan diri dari
peranannya di Korea Uatara dan diikuti AS pada Juni 1949 yang meninggalkan
situasi yang sangat panas di Semenanjung Korea.
- Tragedi
Perang Saudara
Hubungan kedua negara Korea semaking tegang akibat
perang dingin antara AS dengan US. Pada 25 Juni 1950 Korea Utara menerima
bantuan militer dari US dan secara tiba-tiba menyerang Korea Selatan. Korea
Selatan yang tidak menduga akan adanya serangan militer Korea Utara terpaksa
mundur dari ibukota Seoul. PBB segera mencap Korea Utara sebagai agresor
sehingga PBB segera mengirimkan pasukannya yang terdiri dari 16 negara untuk
membantu Korea Selatan melawan Korea Utara dengan garis pertahanan terakhirnya
di sekitar sungai Nakdong. Sedangkan Korea Utara dibantu Cina untuk menyeimbangkan
kekuatannya. Campur tangan pihak luar justru membuat perang saudara ini
bertambah tegang.
Setelah 3 tahun terlibat peperangan yang sengit,
kedua Korea akhirnya sepakat untuk menandatangani perjanjian gencatan senjata
pada Juli 1953 dan Perang Korea berakhir. Namun akibat perang tersebut masih
terasa sampai saat ini yaitu masih ada ketegangan dan pertentangan antar Korea.
- Proses
Dialog Langsung antar Korea
Adanya
pembagian wilayah dan perang saudara telah menyebabkan timbulnya jurang pemisah
di semenanjung Korea. Pada tanggal 4 Juli 1972 antara Korea Utara dan Selatan
mengadakan perjanjian pernyataan semenanjung Korea. Dalam perkembanganya
perjanjian ini berhenti di pertengah jalan akibat pemutusan dialog secara
sepihak oleh Korea Utara.
- Pertumbuhan
Republik Korea
Republik Pertama Korea di bawah Rhee Syngman
Rhee
Syngman memerintah Korea Selatan dengan diktator yang dibuktikan dengan adanya
UU Keamanan Nasional yang disetujui oleh Dewan Nasional pada November 1948. Berbagai aspek kehidupan rakyat
Korea berada dibawah kontrol pemerintah. Masa Pemerintahan Rehee Syangman
(1948-1960) berakhir setelah adanya demokrasi besar-besaran rakyat Korea yang
tidak puas atas kinerja Rehee Syangman selama menjabat sebagai Presiden Korea
Selatan.
Revolusi
April 1960 dan Masa Republik Kedua
Setelah terjadi demonstrasi 18 April
1960, berakhir Republik Pertama Korea di bawah pimpinan Rehee Syangman.
Pemerintahan yang baru mengadakan pemilu tanggal 29 Juli 1960. DPR hasil pemilu
menunjuk Yun Yo-Son sebagai Presiden dan Chang Myon sebagai perdana menteri.
Belum genap setahun pemerintahan, pihak militer melakukan kudeta terhadap
Pemerintahan baru ini.
Masa
pemerintahan republik ketiga di bawah Park Chung Hee
Pihak militer menunjuk Park Chung
Hee sebagai presiden setelah mereka berhasil menggulingkan kekuasaan perdana
menteri Chang Myon. Masa pemerintahan Park Chung Hee terbagi dalam 3 periode,
yaitu tahun 1961-1963, 1963-1972, 1073-1979. Selama memerintah Park Chung Hee
menempatan militer sebagai pusat kegiatan politik. Peningkatan kemakmuran dan
kesejahteraan nasional melalui pembangunan nasional adalah fokus utama
pemerintahannya. Pada tahun 1972, Park Chung Hee mengumumkan sistem “Yusin”
yang mengubah posisi kepresidenan menjadi sistem kediktatoran yang sah. Pada akhir
pemerintahannya, Park Chung Hee dibunuh oleh badan intelejen pusat korea.
Masa
republik kelima dibawah kepemimpinan Chun Doo-Hwan
Setelah peristiwa pembunuhan Park
Chung Hee, Roh Tae-Woo, Chong Ho-Yong dan Chun Doo-Hwan mengambil alih
kekuasaan pemerintah Korea. Setelah tiga tahun masa transisi (1978-1981), Chun
Doo-Hwan menggunakan strategi Yasin selama memerintah. Pemerintahannya yang
otoriter mendapat reaksi keras dari rakyat korea selatan. Pada tanggal 10 Juni
1987, chun doo-hwan memilih Roh tae-Woo sebagai kandidat presiden penggantinya
akibat semakin meluasnya gerakan demonstrasi.
Masa
republik keenam dibawah Roh Tae-Woo
Setelah dipilih menjadi kandidat
pengganti presiden, pada tanggal 29 Juni 1987 Roh Tae-Woo mengeluarkan 8
program reformasi. Pemerintahan Roh Tae-Woo hanya berlangsung selama 5 tahun.
Namun selama masa pemerintahannya nilai-nilai demokrasi muali ditegakkan.
V.
PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KEBUDAYAAN
KOREA
- Pertumbuhan ekonomi dan
ekspansi ke luar negeri
- Pemacuan
rencana pengembangan ekonomi
Semenjak
awal tahun 1960, rakyat korea selatan mulai melaksanakan kebijakan pembangunan
ekonomi nasional. Masa pemerintahan republik ke-3 tidak dapat dipungkiri lagi
telah berhasil meletakkan landasan bagi kehidupan ekonomi-politik korea modern
- Penyebarluasan
gerakan sae-maul
Gerakan
yang muncul atas gagasan presiden Park Chung Hee ini bertujuan untuk
mengembangkan dari memodernisasikan daerah pedesaan
- Ekspansi
perusahaan dan tenaga kerja di luar negeri
Dengan
semangat pembangunan nasional yang mampu memacu pertumbuhan ekonomi dalam
negeri, banyak industri korea yang mengalami perkembangan kemajuan yang
signifikan.
- Pertumbuhan
masyarakat korea di luar negeri
Sejak
memperoleh kemerdekaannya, banyak warga korea yang memilih tinggal di luar
negeri. Tercatat, terdapat kurang lebih 5 juta warga korea yang tinggal dan
bermukim di luar negeri
- Kejayaan kebudayaan modern
- Peningkatan
pendidikan nasional
Selama 50
tahun kemerdekaan, bangsa korea mampu mengmbangkan tatanan baru di bidang
pendidikan. Hingga saat ini terdapat 5900 SD, 2650 SMP, 1800 SMA, dan 290
universitas di korea selatan
- Pengembangan
penelitian ilmiah
Selain
bidang bahasa, kesusasteraan, dan sejarah Korea, banyak bidang ilmiah baru yang
membawa kemajuan bagi bangsa Korea. Dalam perkembangannya, korea berusaha
membentuk peradaban modern. Dalam perkembangannya, korea berusaha membentuk
sistem pendidikannya secara mandiri.
- Pertumbuhan
ilmu pengetahuan dan teknologi
Untuk
mampu membentuk peradaban modern, korea selatan mengambangkan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Terutama ilmu pengetahuan praktis yang berkembang dengan sangat
cepat.
- Aktivitas
kegiatan keagamaan dan kesenian
Sistem
demokrasi korea selatan menjamin kebebasan beragama dan aktivitas seni budaya.
Pengaktifan agama dan seni budaya korea memperlihatkan keunggulan budaya korea
yang berlandaskan pada keharmonisan antara niali-nilai budaya tradisional dan
gaya modern dunia barat.
- Kemampuan
seni budaya ke luar negeri
Dewasa ini
masyarakat korea memperkenalkan seni budaya nya ke dunia luar. Walaupun
semenanjung korea terbagi menjadi dua negara, namun masyarakat korea berusaha
untuk menjadikan korea sebagai pusat kebudayaan internasional.