Model Pembelajaran Jigsaw
Model Pembelajaran Jigsaw merupakan metode belajar mengajar yang
melibatkan keaktifan siswa. Model jigsaw ini efektif untuk merangsang keaktifan siswa
dalam proses pembelajara. Jika akan menggunakan model ini harus menggunakan
langkah- langkah sebagai berikut:
1. Awalnya guru harus
membagi siawa menjadi kelompok- kelompok kecil yang dapat terdiri dari empat
orang siswa dalam setiap kelompok.
2. Kemudian setiap
kelompok mendapat penugasan tentang topik yang ditentukan oleh guru, dan setiap
anggota bertanggungjawab dan menguasai setiap topik atau bahasan yang ditugaskan
guru tersebut.
3. Kemudian secara
tiba- tiba guru membagi siswa menjadi kelompok- kelompok baru yang terdiri dari
perwakilan kelompok- kelompok yang lama.
![]() |
Model Pembelajaran Jigsaw |
4. Setiap perwakilan
dari kelompok lama harus menguasai topik yang telah ditentukan guru sehingga
dapat saling bertukar informasi dengan anggota kelompok yang baru.
5. Setelah bertukar
informasi dengan kelompok yang baru, siswa kembali kepada kelompok lama dengan
membawa informasi yang ia dapat dari kelompok barunya. Mereka kembali bertukar
informasi dan menyatukannya sehingga setiap siswa menguasai topik secara
keseluruhan.
6. Guru memberikan kesimpulan
Metode ini sama
dengan metode pembelajaran lain yang tentuya ada kelebihan dan kekurangannya.
Kelebihan model pembelajaran jigsaw:
·
dituntut menguasai topik bahasan
tugasya
·
melatih siswa untuk merencanakan dan
mengajarkan topik bagiannya dan dipresentasikan kepada teman- temannya
·
mendidik siswa untuk bertanggungjawab
terhadap apa yang menjadi tanggungjawabnya
·
melatih sisiwa untuk menyampaikan dan
menangkap informasi di sekitarnya
Kekurangan model pembelajaran jigsaw:
·
Terkadang ada siswa yang tidak turut
membuat tugas kelompok sehingga kurang menguasai topik bahasan
·
Kurang serius dalam bertukar informasi
antar individu
Contoh Model Pembelajaran Jigsaw :
Materi: Urbanisasi
Pengertian urbanisasi:
Urbanisasi adalah suatu pergerakan penduduk dari dasa ke kota.
Faktor pendorong urbanisasi:
1.
Kekurangan lapangan
pekerjaan
2.
Kurang lengkapnya
fasilitas di desa
3.
Kurangnya sarana dan
prasarana pendukung kehidupan
4.
Upah yang rendah
Faktor penarik urbanisasi:
1.
Tersedianya lapangan
pekerjaan yang lebih luas
2.
Fasilitas yang lengkap
3.
Terpenuhinya sarana
dan prasarana kehidupan
4.
Upah yang tinggi
Dampak positif urbanisasi bagi kota:
1.
Terpenuhinya kebutuhan
akan tenaga kerja
2.
Kegiatan perekonomian
lebih lancar
Dampak negative urbanisasi bagi kota:
1.
Pengangguran
2.
Lingkungan kumuh
3.
Kriminalitas yang
meningkat
Dampak posifif urbanisasi bagi desa:
1.
Desa semakin lebih
maju
2.
Mengurangi
pengangguran
3.
Terpengaruh sifat
positif yang dibawa para urbanit, seperti sikap disiplin dan kerja keras
Dampak negative urbanisasi bagi desa:
1.
Kekurangan tenaga
kerja
2.
Terhambatnya kegiatan
perekonomian
3.
Terpengaruh sifat
negative yang dibawa para urbanit, seperti pola hidup konsumtif dan hedonisme
Penyelesaian masalah akibat urbanisasi:
1.
Meningkatkan kualitas
para urbanit melelui pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan agar tidak adanya
pengangguran
2.
Menambah lapangan
pekerjaan di desa agar masyarakat dapat bekerja tanpa harus pergi ke kota
3.
Menambah dan
melengkapi sarana dan prasarana di desa
4.
Meningkatkan fasilitas
penunjang kehidupan di desa
5.
Memeratakan penduduk
dengan cara trasmigrasi ke pulau- pulau yang masih jarang penduduknya
Implementasi:
1.
Guru memberi pengantar
selama 10 menit tentang materi yang akan dibahas, kemudian guru membagi siswa
dalam 7 kelompok dengan anggota kelompok 7 siswa.
2.
Kelompok mendapatkan
topic masing- masing
Kelompok 1 : faktor pendorong urbanisasi
Kelompok 2 : faktor penarik urbanisasi
Kelompok 3 : dampak positif bagi kota
Kelompok 4 : dampak negative bagi kota
Kelompok 5 : dampak positif bagi desa
Kelompok 6 : dampak negative bagi desa
Kelompok 7 : penyelesaian masalah akibat
urbanisasi
Kelompok – kelompok tersebut berdiskusi sesuai dengan temanya masing-
masing selama 30 menit.
3.
Setelah berdiskusi
dengan kelompok masing- masing, guru membentuk kelompok baru berjumlah 7 siswa
per kelompok. Kelompok yang baru terbentuk dari perwakilan masing- masing
kelompok lama.
4.
Siswa berdiskusi dan
bertukar pikiran dengan teman- teman dari kelompok yang baru mengenai masing-
masing topic saat berdiskusi dengan kelompok yang lama. Diskusi berjalan selama
30 menit.
5.
Setelah berdiskusi
dengan kelompok baru, siswa kembali ke kelompok semula dan berdiskusi dan
menyatuukan informasi tentang apa yang mereka dapatkan dari kelompok yang baru.
Diskusi tersebut berjalan 10 menit.
6.
Guru memberikan
kesimpulan tentang topic yang dibahas selama 10 menit.